Translate

Jumat, 07 Agustus 2015

PENTAS DEMOKRASI NAGAN RAYA

PENTAS DEMOKRASI NAGAN RAYA
(Sebuah Opini tentang Cabup-Cawabup dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2017)
Oleh : Zulfitra AJ, S.Hum
Kabupaten Nagan Raya merupakan kabupaten yang terbentuk pada tahun 2002 hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Secara geografis terletak pada lokasi 03̊ 40’-04̊ 38’ Lintang Utara dan 96̊ 11’-96̊ 48’ Bujur Timur dengan luas wilayah 3.544,90 Km². Secara Topografis, sebagian besar wilayah Nagan Raya merupakan wilayah dataran tinggi. Kabupaten Nagan Raya di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Barat Daya, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Dalam sejarah Pemerintahan, Nagan Raya sudah 2 kali berganti periode kepemimpinan (walaupun pemimpinnya masih orang yang sama). Semenjak resmi menjadi kabupaten pada tahun 2002 Nagan Raya di pimpin oleh Bapak Drs. H. T. Zulkarnaini atau akrab di sapa Ampon Bang. Selama 5 tahun Ampon Bang menjabat Pj. Bupati Nagan Raya sampai tahun 2007, kemudian digantikan sementara (transisi Pilkada) oleh Bapak Zainal Sabri selama beberapa bulan. Dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2007 Bapak Drs. H.T. Zulkarnaini kembali maju sebagai Bupati Nagan Raya berpasangan dengan Bapak M. Kasim Ibrahim. Pasangan tersebut berhasil mengalahkan pasangan lainnya sehingga membuat Ampon Bang kembali menjadi “Raja” di Kabupaten Nagan Raya.
Pada tahun 2012, Pilkada Nagan Raya sempat terundur karena “Permasalahan Calon Independent” yang terjadi di Provinsi Aceh, sehingga masa kepemimpinan Drs. H.T. Zulkarnaini berakhir dan digantikan oleh H. Azwir, S.Sos yang di tunjuk sementara untuk menahkodai Nagan Raya sampai selesainya Pilkada 2012. Maka digelarlah Pesta Demokrasi untuk yang kedua kalinya di Nagan Raya yang diikuti oleh 5 pasangan Cabup-Cawabup. Dalam ajang 5 tahunan kali ini, banyak orang yang berpendapat bahwa Nagan Raya akan dipimpin oleh orang yang berbeda, hal ini disebabkan T.R. Keumangan yang merupakan adik kandung Ampon Bang juga maju mencalonkan diri sebagai Cabup berpasangan dengan Menter. Perpecahan dalam keluarga ini lah yang menjadi alasan utama masyarakat berpikir Ampon Bang akan kalah dalam pilkada 2012. Keyakinan tersebut semakin menguat setelah melihat hasil Pilkada putaran pertama, Pasangan Asib Amin-Djasmi Has berhasil mengungguli Drs. H.T. Zulkarnaini yang maju kembali sebagai Cabup berpasangan dengan Jamin Idham, sementara Samsuardi yang menjabat Ketua DPRK pada saat itu hanya berhasil menembus 3 besar, Pria yang akrab di sapa Juragan ini maju berpasangan dengan Nurchalis. Namun, prediksi sebagian besar masyarakat tentang tumbangnya “Raja” Ampong Bang ternyata salah, Drs. H.T. Zulkarnaini-Jamin Idham berhasil membalikkan keadaan, mereka berbalik unggul Pada putaran kedua pilkada Nagan Raya tahun 2012 sehingga sang “Raja Nagan”  ini berhasil mempertahankan “Tahta”nya dan melajutkan “Dinasti”nya memimpin Nagan Raya.

Dewasa ini, banyak tokoh-tokoh yang sering di sebut-sebut akan menjadi petarung dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2017, padahal pesta rakyat itu masih 2 tahun dari sekarang. Hal ini tentunya tidak terlepas dari memanasnya situasi politik di Aceh. Psywar yang dilancarkan oleh para Pemain Politik di tingkat provinsi juga di ikuti oleh para Tokoh Nagan Raya. Tokoh-tokoh tersebut ada yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan berbau politik, ada juga yang secara gamblang menyatakan akan ikut bertarung pada pilkada 2017. Hal ini diikuti pula oleh para pengamat yang mulai memunculkan nama-nama potensial yang akan maju dalam pesta demokrasi ketiga di Nagan Raya. Melihat perkembangan dalam media sosial, memang “perang dingin” Pilkada sudah mulai dilakukan menjelang akhir tahun 2015. Disini saya akan sedikit memprediksi siapa-siapa saja yang akan menjadi Pemeran Utama dan Pemeran Pendukung dalam Sinema 5 Tahunan ini. Jika dalam media sosial para pengamat menyebutkan nama-nama tersebut dengan melihat dari segi keterpupoleran tokoh, maka disini saya akan mencoba menggunakan pendekatan latar belakang kepartaain yang akan menjadi “Kendaraan Politik” para tokoh tersebut untuk berlomba dalam Pilkada nanti.
Pertama, sebagai partai pemenang pemilu di Nagan Raya Golkar tentunya bisa mengusung Calon sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain, keuntungannya adalah mereka bisa memilih Pasangan Cabup-Cawabup sendiri. Kemungkinan pertama Cabup yang akan di usung Golkar adalah TR Keumangan. “Pangeran” Nagan Raya ini memang santer dikabarkan akan menjadi Penerus Dinasti Ampon Bang. Tidak dapat dipungkuri bahwasannya Kepala Bapedda Kabpaten Nagan Raya ini akan menjadi kandidat terkuat karena di dukung oleh Incumbent yang merupakan Abang Kandungnya. Kandidat kedua yang bisa menjadi Cabup dari Golkar adalah Hj. Keulimah. Istri dari Ampon Bang ini mulai populer di Nagan Raya semenjak menjadi Ketua DPRK Nagan Raya pada 2014 silam. “Ratu Nagan” ini disebut-sebut sebagai salah satu calon karena merupakan Kader Partai dan sekaligus istri ketua Partai. Sementara nama lain yang muncul adalah H. Jamin Idham, namanya muncul disini karena dia merupakan Wakil Bupati Nagan Raya sekarang dan sekaligus sebagai Bendahara Partai Golkar. Namun peluangnya dari Golkar paling hanya sebagai Cawabup, hal ini tidak terlepas dari kedekatan hubungan 2 calon lainnya dengan Ampon Bang. Akhir kata, siapapun Cabup-Cawabup Golkar nantinya akan di tentukan oleh Drs. H.T. Zulkarnaini yang merupakan ketua dari Partai Pohon Beringin ini. Dan sampai hari ini “Raja Nagan” ini belum menetapkan siapa yang akan menjadi “Putra Mahkotanya”, bisa jadi adiknya, istrinya ataupun Wakilnya, bahkan juga bisa jadi orang lain.
Sebagai pemenang kedua Pemilu 2014, Partai Aceh tentunya juga akan ikut bertarung pada tahun 2017 nanti. Namun jika melihat dari perolehan kursi DPRK, mereka butuh koalisi partai lain untuk bisa mengusung pasangan Cabup-Cawabup dalam Pilkada nanti. Dan jika merujuk pada Fraksi di DPRK sekarang, besar kemungkinan PA akan berkoalisi dengan partai Gerindra. Dan jika hal ini benar-benar terjadi, maka ada 3 tokoh yang punya peluang mendapat restu dari PA-Gerindra. Yang pertama adalah Abdullah Saleh, Legislator yang bercita-cita menjadi Wali Nanggroe ini punya peluang paling besar mengingat kedekatannya dengan Muzakir Manaf sang pemimpin tertinggi PA, bahkan dia disebut-sebut akan menjadi Cawagub Muallim pada tahun 2017 nanti karena kiprah politiknya yang sudah terkenal di tingkat Provinsi. Jika Abdullah Saleh benar-benar akan mejadi Cawagub, maka tokoh lain yang punya kemungkinan di usung PA-Gerindra adalah Samsuardi dan Asib Amin. Samsuardi alias Juragan merupakan Cabup PA tahun 2012 silam dan juga menjabat Wakil Ketua DPRK Nagan Raya saat ini. Sementara nama Asib Amin yang merupakan Runner Up Pilkada 2012 lalu masuk kesini karena dia merupakan Anggota DPRA dari Partai Gerindra. Ada kemungkinan Gerindra tidak akan berkoalisi dengan PA, jika calon masing-masing partai tidak ada yang mau mengalah  menjadi cawabup. Jika itu yang terjadi maka PA dan Gerindra akan sama-sama mencari partai lain untuk berkoalisi dengan mereka.
Nasional Demokrat (Nasdem) memperoleh 3 kursi di DPRK Nagan Raya dan merupakan Pemenang Ketiga dalam Pemilu 2014 lalu. Mereka cuma butuh tambahan 1 kursi dari partai lain yang untuk bisa mengusung pasangan Cabub-Cawabup. Mereka bisa berkoalisi dengan PBB, PNA, ataupun PDIP yang sama-sama memperoleh 1 kursi, atau bahkan dengan PKB atau PAN yang memperoleh 2 kursi. Kandidat utama yang akan menjadi Cabup dari Nasdem adalah Bapak Djasmi Has yang pada tahun 2012 lalu menjadi Cawabup dari Bapak Asib Amin, tahun 2014 silam Djasmi Has terpilih sebagai Anggota DPRA dari Partai Nasdem. Peluangnya untuk naik pangkat jadi Cabup cukup besar mengingat partainya hanya perlu meminang partai lain yang memperoleh kursi yang lebih sedikit dengan nilai tawar posisi Cawabup dari partai yang mau bergabung. Kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah Nasdem akan berkoalisi dengan PNA, mereka bisa meminang Cut Man (Anggota DPRK Nagan Raya) sebagai Cawabup. Tawaran ini tentunya akan dipertimbangkan Cut Man yang notabennya merupakan Ketua PNA Nagan Raya.

Tabel Bursa Cabup-Cawabup Pilkada Nagan Raya 2017
Golkar
PA
Nasdem
Demokrat
PAN
Gerindra
PNA
?
PKB
PDIP
PBB
TR. Keumangan
Abdullah Saleh
Djasmi Has
?
Alfatah
Asib Amin
Cut Man
Tripoli
Keulimah
Samsuardi
Jamin Idham


Selain partai-partai diatas, masih ada 1 partai besar yang memproleh 3 kursi DPRK dalam pemilu 2014 silam, yaitu Partai Demokrat. Dalam Pilkada tahun 2012, Demokrat yang pada waktu itu menjadi pemenang kedua Pemilu 2009 mengusung T.R. Keumangan-Menter sebagai pasangan Cabup-Cawabup. Bisa saja dalam Pilkada 2017 nanti Demokrat akan kembali mengusung T.R. Keumangan. Akan tetapi perlu di garis bawahi bahwa TRK bukanlah (dan tidak pernah menjadi) kader partai Demokrat.  Apalagi santer dikabarkan TRK akan mendapat Restu dari Golkar yang dipimpin oleh Abang Kandungnya. Jika Demokrat kembali mengusung TRK maka besar kemungkinan mereka akan berkoalisi dengan Golkar. Ataupun mereka juga bisa meminang partai lain untuk berkoalisi dengan nilai tawar posisi cawabup dari partai yang mau bergabung. Bisa dengan PAN, PKB, PDIP ataupun PBB. Dan jika koalisi itu terbentuk maka akan melahirkan pasangan ke-empat dalam pilkada Nagan Raya 2017. Jika berkoalisi dengan PAN, maka muncul nama Alfatah sebagai Cabup yang akan di usung Demokrat-PAN. Alfatah tentunya tidak akan mau bertarung hanya sebagai Cawabup mengingat dalam 2 pilkada sebelumnya dia maju sebagai Cabup. Jika berkoalisi dengan partai lain selain PAN, maka Demokrat bisa “dibeli” oleh tokoh lain yang memerlukan “kendaraan” untuk berlomba dalam Pilkada nanti. Jika begitu adanya, maka bisa saja Bapak Tripoli menjadikan Demokrat-dan koalisinya sebagai “kendaraannya” untuk maju dalam Pilkada 2017. Tripoli yang pernah maju dan menjadi Runner Up dalam Pilkada 2007 lalu sudah menyatakan niatnya secara tersirat untuk “ menbangun Nagan Raya”.
 Kemungkinan terakhir yang akan menjadi “kendaraan politik” Pilkada Nagan Raya 2017 adalah PAN. Jika PAN berhasil menggaet partai lain untuk berkoalisi dengan mereka, maka besar kemungkinan mereka akan mengusung Alfatah sebagai Capub. PAN tentunya harus berjuang keras mengingat mereka hanya punya 2 kursi di DPRK, mereka butuh PDIP dan PBB (dua sekaligus) untuk bisa mengusung pasangan Cabup-Cawabup, kecuali mereka berhasil marayu PKB yang juga meraih 2 kursi di DPRK. Kenapa PAN masuk bursa, sementara PKB tidak (padahal sama-sama meraih 2 kursi). Hai ini karena PKB tidak punya kader Popoler seperti PAN (yang punya Alfatah). Jikapun PKB ingin mengusung Cabup sendiri mereka harus merayu PDIP dan PBB secara sekaligus. Hal ini akan sedikit susah kecuali mereka punya tokoh yang lebih populer (atau minimal setara) dari Alfatah untuk dijadikan Cabup. Tentunya mereka bisa meminang Tripoli ataupun tokoh lainnya yang tingkat keterpopulerannya setingkat atau melebihi Alfatah dan Tripoli. Ada Jamin Idham (jika ingin maju sebagai Cabup-dan tidak mendapat restu dari Golkar), ada Asib Amin (jika ingin maju sebagai Cabup-dan tidak mendapat restu dari Gerindra).
7 dari 10 tokoh diatas besar kemungkinan akan saling bertarung dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2017 nanti. Dan jika melihat dari komposisi partai di DPRK Nagan Raya maka maksimal cuma bisa melahirkan 5 pasangan Cabup-Cawabup. Walaupun jumlah anggota DPRK Nagan Raya ada 25 orang dan padahal jika dibagi bisa menghasilkan 6 Pasangan, tapi karena Golkar mendapat 7 kursi,  PA-Nasdem-Demokrat sama-sama mendapat 3 kursi, serta  Gerindra-PAN-PKB dapat jatah 6 kursi (masing-masing 2 kursi), sementara 3 kursi lagi dibagi rata antara PBB-PDIP-PNA, maka maksimal koalisi yang dapat terbentuk adalah 5 koalisi. Jadi tokoh-tokoh yang tidak mendapat restu dari koalisi partai, besar kemungkinan akan menempuh jalur independent untuk bisa maju dalam pilkada Nagan Raya 2017.
Jika memperhatikan dengan seksama, uraian diatas sebagian besar terisi oleh wajah-wajah lama. Nama-nama yang telah disebutkan merupakan orang-orang yang pernah manggung dalam Pilkada Nagan Raya baik pada tahun 2009 ataupun 2012 (kecuali Bapak Abdullah Saleh). Jadi tidak tertutup kemungkinan pada Pilkada 2017 nanti akan muncul tokoh lain, apalagi dewasa ini sudah banyak tokoh-tokoh muda Nagan Raya yang digadang-gadang akan menjadi pemimpin masa depan. Bisa saja beberapa orang tokoh muda tersebut di pinang menjadi Cawabup mereka oleh tokoh-tokoh senior diatas. Kita bisa melihat contohnya pada 2012 silam yang memunculkan nama Nurchalis yang menjadi Cawabup dari PA berpasangan dengan Samsuardi. Sebagai catatan kecil, Nurchalis merupakan tokoh termuda dalam Pentas Demokrasi Nagan Raya tahun 2012 silam.

Banda Aceh, 5 Agustus 2015
Penulis

2 komentar: