PENTAS DEMOKRASI
NAGAN RAYA
(Sebuah Opini tentang Cabup-Cawabup dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2017)
Oleh : Zulfitra AJ,
S.Hum
Kabupaten
Nagan Raya merupakan kabupaten yang terbentuk pada tahun 2002 hasil pemekaran
dari Kabupaten Aceh Barat. Secara geografis terletak pada lokasi 03̊
40’-04̊
38’
Lintang Utara dan 96̊ 11’-96̊
48’
Bujur Timur dengan luas wilayah 3.544,90 Km². Secara
Topografis, sebagian besar wilayah Nagan Raya merupakan wilayah dataran tinggi.
Kabupaten Nagan Raya di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat
dan Aceh Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan
Aceh Barat Daya, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan
sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Dalam
sejarah Pemerintahan, Nagan Raya sudah 2 kali berganti periode kepemimpinan
(walaupun pemimpinnya masih orang yang sama). Semenjak resmi menjadi kabupaten
pada tahun 2002 Nagan Raya di pimpin oleh Bapak Drs. H. T. Zulkarnaini atau
akrab di sapa Ampon Bang. Selama 5 tahun Ampon Bang menjabat Pj. Bupati Nagan
Raya sampai tahun 2007, kemudian digantikan sementara (transisi Pilkada) oleh
Bapak Zainal Sabri selama beberapa bulan. Dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2007
Bapak Drs. H.T. Zulkarnaini kembali maju sebagai Bupati Nagan Raya berpasangan
dengan Bapak M. Kasim Ibrahim. Pasangan tersebut berhasil mengalahkan pasangan
lainnya sehingga membuat Ampon Bang kembali menjadi “Raja” di Kabupaten Nagan
Raya.
Pada
tahun 2012, Pilkada Nagan Raya sempat terundur karena “Permasalahan Calon
Independent” yang terjadi di Provinsi Aceh, sehingga masa kepemimpinan Drs.
H.T. Zulkarnaini berakhir dan digantikan oleh H. Azwir, S.Sos yang di tunjuk
sementara untuk menahkodai Nagan Raya sampai selesainya Pilkada 2012. Maka
digelarlah Pesta Demokrasi untuk yang kedua kalinya di Nagan Raya yang diikuti
oleh 5 pasangan Cabup-Cawabup. Dalam ajang 5 tahunan kali ini, banyak orang
yang berpendapat bahwa Nagan Raya akan dipimpin oleh orang yang berbeda, hal
ini disebabkan T.R. Keumangan yang merupakan adik kandung Ampon Bang juga maju
mencalonkan diri sebagai Cabup berpasangan dengan Menter. Perpecahan dalam
keluarga ini lah yang menjadi alasan utama masyarakat berpikir Ampon Bang akan
kalah dalam pilkada 2012. Keyakinan tersebut semakin menguat setelah melihat
hasil Pilkada putaran pertama, Pasangan Asib Amin-Djasmi Has berhasil mengungguli
Drs. H.T. Zulkarnaini yang maju kembali sebagai Cabup berpasangan dengan Jamin
Idham, sementara Samsuardi yang menjabat Ketua DPRK pada saat itu hanya
berhasil menembus 3 besar, Pria yang akrab di sapa Juragan ini maju berpasangan
dengan Nurchalis. Namun, prediksi sebagian besar masyarakat tentang tumbangnya
“Raja” Ampong Bang ternyata salah, Drs. H.T. Zulkarnaini-Jamin Idham berhasil
membalikkan keadaan, mereka berbalik unggul Pada putaran kedua pilkada Nagan
Raya tahun 2012 sehingga sang “Raja Nagan”
ini berhasil mempertahankan “Tahta”nya dan melajutkan “Dinasti”nya
memimpin Nagan Raya.
Dewasa
ini, banyak tokoh-tokoh yang sering di sebut-sebut akan menjadi petarung dalam
Pilkada Nagan Raya tahun 2017, padahal pesta rakyat itu masih 2 tahun dari
sekarang. Hal ini tentunya tidak terlepas dari memanasnya situasi politik di
Aceh. Psywar yang dilancarkan oleh para Pemain Politik di tingkat provinsi juga
di ikuti oleh para Tokoh Nagan Raya. Tokoh-tokoh tersebut ada yang mengeluarkan
pernyataan-pernyataan berbau politik, ada juga yang secara gamblang menyatakan
akan ikut bertarung pada pilkada 2017. Hal ini diikuti pula oleh para pengamat
yang mulai memunculkan nama-nama potensial yang akan maju dalam pesta demokrasi
ketiga di Nagan Raya. Melihat perkembangan dalam media sosial, memang “perang
dingin” Pilkada sudah mulai dilakukan menjelang akhir tahun 2015. Disini saya
akan sedikit memprediksi siapa-siapa saja yang akan menjadi Pemeran Utama dan
Pemeran Pendukung dalam Sinema 5 Tahunan ini. Jika dalam media sosial para
pengamat menyebutkan nama-nama tersebut dengan melihat dari segi keterpupoleran
tokoh, maka disini saya akan mencoba menggunakan pendekatan latar belakang
kepartaain yang akan menjadi “Kendaraan Politik” para tokoh tersebut untuk
berlomba dalam Pilkada nanti.
Pertama,
sebagai partai pemenang pemilu di Nagan Raya Golkar tentunya bisa mengusung
Calon sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain, keuntungannya adalah mereka
bisa memilih Pasangan Cabup-Cawabup sendiri. Kemungkinan pertama Cabup yang
akan di usung Golkar adalah TR Keumangan. “Pangeran” Nagan Raya ini memang
santer dikabarkan akan menjadi Penerus Dinasti Ampon Bang. Tidak dapat
dipungkuri bahwasannya Kepala Bapedda Kabpaten Nagan Raya ini akan menjadi
kandidat terkuat karena di dukung oleh Incumbent yang merupakan Abang
Kandungnya. Kandidat kedua yang bisa menjadi Cabup dari Golkar adalah Hj.
Keulimah. Istri dari Ampon Bang ini mulai populer di Nagan Raya semenjak
menjadi Ketua DPRK Nagan Raya pada 2014 silam. “Ratu Nagan” ini disebut-sebut
sebagai salah satu calon karena merupakan Kader Partai dan sekaligus istri
ketua Partai. Sementara nama lain yang muncul adalah H. Jamin Idham, namanya
muncul disini karena dia merupakan Wakil Bupati Nagan Raya sekarang dan
sekaligus sebagai Bendahara Partai Golkar. Namun peluangnya dari Golkar paling
hanya sebagai Cawabup, hal ini tidak terlepas dari kedekatan hubungan 2 calon
lainnya dengan Ampon Bang. Akhir kata, siapapun Cabup-Cawabup Golkar nantinya
akan di tentukan oleh Drs. H.T. Zulkarnaini yang merupakan ketua dari Partai
Pohon Beringin ini. Dan sampai hari ini “Raja Nagan” ini belum menetapkan siapa
yang akan menjadi “Putra Mahkotanya”, bisa jadi adiknya, istrinya ataupun
Wakilnya, bahkan juga bisa jadi orang lain.
Sebagai
pemenang kedua Pemilu 2014, Partai Aceh tentunya juga akan ikut bertarung pada
tahun 2017 nanti. Namun jika melihat dari perolehan kursi DPRK, mereka butuh
koalisi partai lain untuk bisa mengusung pasangan Cabup-Cawabup dalam Pilkada
nanti. Dan jika merujuk pada Fraksi di DPRK sekarang, besar kemungkinan PA akan
berkoalisi dengan partai Gerindra. Dan jika hal ini benar-benar terjadi, maka
ada 3 tokoh yang punya peluang mendapat restu dari PA-Gerindra. Yang pertama
adalah Abdullah Saleh, Legislator yang bercita-cita menjadi Wali Nanggroe ini
punya peluang paling besar mengingat kedekatannya dengan Muzakir Manaf sang
pemimpin tertinggi PA, bahkan dia disebut-sebut akan menjadi Cawagub Muallim
pada tahun 2017 nanti karena kiprah politiknya yang sudah terkenal di tingkat
Provinsi. Jika Abdullah Saleh benar-benar akan mejadi Cawagub, maka tokoh lain
yang punya kemungkinan di usung PA-Gerindra adalah Samsuardi dan Asib Amin.
Samsuardi alias Juragan merupakan Cabup PA tahun 2012 silam dan juga menjabat
Wakil Ketua DPRK Nagan Raya saat ini. Sementara nama Asib Amin yang merupakan
Runner Up Pilkada 2012 lalu masuk kesini karena dia merupakan Anggota DPRA dari
Partai Gerindra. Ada kemungkinan Gerindra tidak akan berkoalisi dengan PA, jika
calon masing-masing partai tidak ada yang mau mengalah menjadi cawabup. Jika itu yang terjadi maka
PA dan Gerindra akan sama-sama mencari partai lain untuk berkoalisi dengan
mereka.
Nasional Demokrat (Nasdem) memperoleh 3 kursi di DPRK Nagan Raya dan merupakan Pemenang Ketiga dalam Pemilu 2014 lalu. Mereka cuma butuh tambahan 1 kursi dari partai lain yang untuk bisa mengusung pasangan Cabub-Cawabup. Mereka bisa berkoalisi dengan PBB, PNA, ataupun PDIP yang sama-sama memperoleh 1 kursi, atau bahkan dengan PKB atau PAN yang memperoleh 2 kursi. Kandidat utama yang akan menjadi Cabup dari Nasdem adalah Bapak Djasmi Has yang pada tahun 2012 lalu menjadi Cawabup dari Bapak Asib Amin, tahun 2014 silam Djasmi Has terpilih sebagai Anggota DPRA dari Partai Nasdem. Peluangnya untuk naik pangkat jadi Cabup cukup besar mengingat partainya hanya perlu meminang partai lain yang memperoleh kursi yang lebih sedikit dengan nilai tawar posisi Cawabup dari partai yang mau bergabung. Kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah Nasdem akan berkoalisi dengan PNA, mereka bisa meminang Cut Man (Anggota DPRK Nagan Raya) sebagai Cawabup. Tawaran ini tentunya akan dipertimbangkan Cut Man yang notabennya merupakan Ketua PNA Nagan Raya.
Tabel
Bursa Cabup-Cawabup Pilkada Nagan Raya 2017
Golkar
|
PA
|
Nasdem
|
Demokrat
|
PAN
|
Gerindra
|
PNA
|
?
|
PKB
|
|||||||
PDIP
|
|||||||
PBB
|
|||||||
TR. Keumangan
|
Abdullah Saleh
|
Djasmi Has
|
?
|
Alfatah
|
Asib Amin
|
Cut Man
|
Tripoli
|
Keulimah
|
Samsuardi
|
||||||
Jamin Idham
|
Selain
partai-partai diatas, masih ada 1 partai besar yang memproleh 3 kursi DPRK
dalam pemilu 2014 silam, yaitu Partai Demokrat. Dalam Pilkada tahun 2012,
Demokrat yang pada waktu itu menjadi pemenang kedua Pemilu 2009 mengusung T.R.
Keumangan-Menter sebagai pasangan Cabup-Cawabup. Bisa saja dalam Pilkada 2017
nanti Demokrat akan kembali mengusung T.R. Keumangan. Akan tetapi perlu di
garis bawahi bahwa TRK bukanlah (dan tidak pernah menjadi) kader partai
Demokrat. Apalagi santer dikabarkan TRK
akan mendapat Restu dari Golkar yang dipimpin oleh Abang Kandungnya. Jika
Demokrat kembali mengusung TRK maka besar kemungkinan mereka akan berkoalisi
dengan Golkar. Ataupun mereka juga bisa meminang partai lain untuk berkoalisi
dengan nilai tawar posisi cawabup dari partai yang mau bergabung. Bisa dengan
PAN, PKB, PDIP ataupun PBB. Dan jika koalisi itu terbentuk maka akan melahirkan
pasangan ke-empat dalam pilkada Nagan Raya 2017. Jika berkoalisi dengan PAN,
maka muncul nama Alfatah sebagai Cabup yang akan di usung Demokrat-PAN. Alfatah
tentunya tidak akan mau bertarung hanya sebagai Cawabup mengingat dalam 2
pilkada sebelumnya dia maju sebagai Cabup. Jika berkoalisi dengan partai lain
selain PAN, maka Demokrat bisa “dibeli” oleh tokoh lain yang memerlukan
“kendaraan” untuk berlomba dalam Pilkada nanti. Jika begitu adanya, maka bisa
saja Bapak Tripoli menjadikan Demokrat-dan koalisinya sebagai “kendaraannya”
untuk maju dalam Pilkada 2017. Tripoli yang pernah maju dan menjadi Runner Up
dalam Pilkada 2007 lalu sudah menyatakan niatnya secara tersirat untuk “
menbangun Nagan Raya”.
7 dari
10 tokoh diatas besar kemungkinan akan saling bertarung dalam Pilkada Nagan
Raya tahun 2017 nanti. Dan jika melihat dari komposisi partai di DPRK Nagan
Raya maka maksimal cuma bisa melahirkan 5 pasangan Cabup-Cawabup. Walaupun
jumlah anggota DPRK Nagan Raya ada 25 orang dan padahal jika dibagi bisa
menghasilkan 6 Pasangan, tapi karena Golkar mendapat 7 kursi, PA-Nasdem-Demokrat sama-sama mendapat 3
kursi, serta Gerindra-PAN-PKB dapat
jatah 6 kursi (masing-masing 2 kursi), sementara 3 kursi lagi dibagi rata
antara PBB-PDIP-PNA, maka maksimal koalisi yang dapat terbentuk adalah 5
koalisi. Jadi tokoh-tokoh yang tidak mendapat restu dari koalisi partai, besar
kemungkinan akan menempuh jalur independent untuk bisa maju dalam pilkada Nagan
Raya 2017.
Jika
memperhatikan dengan seksama, uraian diatas sebagian besar terisi oleh
wajah-wajah lama. Nama-nama yang telah disebutkan merupakan orang-orang yang
pernah manggung dalam Pilkada Nagan Raya baik pada tahun 2009 ataupun 2012
(kecuali Bapak Abdullah Saleh). Jadi tidak tertutup kemungkinan pada Pilkada
2017 nanti akan muncul tokoh lain, apalagi dewasa ini sudah banyak tokoh-tokoh
muda Nagan Raya yang digadang-gadang akan menjadi pemimpin masa depan. Bisa
saja beberapa orang tokoh muda tersebut di pinang menjadi Cawabup mereka oleh
tokoh-tokoh senior diatas. Kita bisa melihat contohnya pada 2012 silam yang
memunculkan nama Nurchalis yang menjadi Cawabup dari PA berpasangan dengan
Samsuardi. Sebagai catatan kecil, Nurchalis merupakan tokoh termuda dalam
Pentas Demokrasi Nagan Raya tahun 2012 silam.
Banda
Aceh, 5 Agustus 2015
Penulis