Translate

Jumat, 07 Agustus 2015

PENTAS DEMOKRASI NAGAN RAYA

PENTAS DEMOKRASI NAGAN RAYA
(Sebuah Opini tentang Cabup-Cawabup dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2017)
Oleh : Zulfitra AJ, S.Hum
Kabupaten Nagan Raya merupakan kabupaten yang terbentuk pada tahun 2002 hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Secara geografis terletak pada lokasi 03̊ 40’-04̊ 38’ Lintang Utara dan 96̊ 11’-96̊ 48’ Bujur Timur dengan luas wilayah 3.544,90 Km². Secara Topografis, sebagian besar wilayah Nagan Raya merupakan wilayah dataran tinggi. Kabupaten Nagan Raya di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Barat Daya, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Dalam sejarah Pemerintahan, Nagan Raya sudah 2 kali berganti periode kepemimpinan (walaupun pemimpinnya masih orang yang sama). Semenjak resmi menjadi kabupaten pada tahun 2002 Nagan Raya di pimpin oleh Bapak Drs. H. T. Zulkarnaini atau akrab di sapa Ampon Bang. Selama 5 tahun Ampon Bang menjabat Pj. Bupati Nagan Raya sampai tahun 2007, kemudian digantikan sementara (transisi Pilkada) oleh Bapak Zainal Sabri selama beberapa bulan. Dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2007 Bapak Drs. H.T. Zulkarnaini kembali maju sebagai Bupati Nagan Raya berpasangan dengan Bapak M. Kasim Ibrahim. Pasangan tersebut berhasil mengalahkan pasangan lainnya sehingga membuat Ampon Bang kembali menjadi “Raja” di Kabupaten Nagan Raya.
Pada tahun 2012, Pilkada Nagan Raya sempat terundur karena “Permasalahan Calon Independent” yang terjadi di Provinsi Aceh, sehingga masa kepemimpinan Drs. H.T. Zulkarnaini berakhir dan digantikan oleh H. Azwir, S.Sos yang di tunjuk sementara untuk menahkodai Nagan Raya sampai selesainya Pilkada 2012. Maka digelarlah Pesta Demokrasi untuk yang kedua kalinya di Nagan Raya yang diikuti oleh 5 pasangan Cabup-Cawabup. Dalam ajang 5 tahunan kali ini, banyak orang yang berpendapat bahwa Nagan Raya akan dipimpin oleh orang yang berbeda, hal ini disebabkan T.R. Keumangan yang merupakan adik kandung Ampon Bang juga maju mencalonkan diri sebagai Cabup berpasangan dengan Menter. Perpecahan dalam keluarga ini lah yang menjadi alasan utama masyarakat berpikir Ampon Bang akan kalah dalam pilkada 2012. Keyakinan tersebut semakin menguat setelah melihat hasil Pilkada putaran pertama, Pasangan Asib Amin-Djasmi Has berhasil mengungguli Drs. H.T. Zulkarnaini yang maju kembali sebagai Cabup berpasangan dengan Jamin Idham, sementara Samsuardi yang menjabat Ketua DPRK pada saat itu hanya berhasil menembus 3 besar, Pria yang akrab di sapa Juragan ini maju berpasangan dengan Nurchalis. Namun, prediksi sebagian besar masyarakat tentang tumbangnya “Raja” Ampong Bang ternyata salah, Drs. H.T. Zulkarnaini-Jamin Idham berhasil membalikkan keadaan, mereka berbalik unggul Pada putaran kedua pilkada Nagan Raya tahun 2012 sehingga sang “Raja Nagan”  ini berhasil mempertahankan “Tahta”nya dan melajutkan “Dinasti”nya memimpin Nagan Raya.

Dewasa ini, banyak tokoh-tokoh yang sering di sebut-sebut akan menjadi petarung dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2017, padahal pesta rakyat itu masih 2 tahun dari sekarang. Hal ini tentunya tidak terlepas dari memanasnya situasi politik di Aceh. Psywar yang dilancarkan oleh para Pemain Politik di tingkat provinsi juga di ikuti oleh para Tokoh Nagan Raya. Tokoh-tokoh tersebut ada yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan berbau politik, ada juga yang secara gamblang menyatakan akan ikut bertarung pada pilkada 2017. Hal ini diikuti pula oleh para pengamat yang mulai memunculkan nama-nama potensial yang akan maju dalam pesta demokrasi ketiga di Nagan Raya. Melihat perkembangan dalam media sosial, memang “perang dingin” Pilkada sudah mulai dilakukan menjelang akhir tahun 2015. Disini saya akan sedikit memprediksi siapa-siapa saja yang akan menjadi Pemeran Utama dan Pemeran Pendukung dalam Sinema 5 Tahunan ini. Jika dalam media sosial para pengamat menyebutkan nama-nama tersebut dengan melihat dari segi keterpupoleran tokoh, maka disini saya akan mencoba menggunakan pendekatan latar belakang kepartaain yang akan menjadi “Kendaraan Politik” para tokoh tersebut untuk berlomba dalam Pilkada nanti.
Pertama, sebagai partai pemenang pemilu di Nagan Raya Golkar tentunya bisa mengusung Calon sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain, keuntungannya adalah mereka bisa memilih Pasangan Cabup-Cawabup sendiri. Kemungkinan pertama Cabup yang akan di usung Golkar adalah TR Keumangan. “Pangeran” Nagan Raya ini memang santer dikabarkan akan menjadi Penerus Dinasti Ampon Bang. Tidak dapat dipungkuri bahwasannya Kepala Bapedda Kabpaten Nagan Raya ini akan menjadi kandidat terkuat karena di dukung oleh Incumbent yang merupakan Abang Kandungnya. Kandidat kedua yang bisa menjadi Cabup dari Golkar adalah Hj. Keulimah. Istri dari Ampon Bang ini mulai populer di Nagan Raya semenjak menjadi Ketua DPRK Nagan Raya pada 2014 silam. “Ratu Nagan” ini disebut-sebut sebagai salah satu calon karena merupakan Kader Partai dan sekaligus istri ketua Partai. Sementara nama lain yang muncul adalah H. Jamin Idham, namanya muncul disini karena dia merupakan Wakil Bupati Nagan Raya sekarang dan sekaligus sebagai Bendahara Partai Golkar. Namun peluangnya dari Golkar paling hanya sebagai Cawabup, hal ini tidak terlepas dari kedekatan hubungan 2 calon lainnya dengan Ampon Bang. Akhir kata, siapapun Cabup-Cawabup Golkar nantinya akan di tentukan oleh Drs. H.T. Zulkarnaini yang merupakan ketua dari Partai Pohon Beringin ini. Dan sampai hari ini “Raja Nagan” ini belum menetapkan siapa yang akan menjadi “Putra Mahkotanya”, bisa jadi adiknya, istrinya ataupun Wakilnya, bahkan juga bisa jadi orang lain.
Sebagai pemenang kedua Pemilu 2014, Partai Aceh tentunya juga akan ikut bertarung pada tahun 2017 nanti. Namun jika melihat dari perolehan kursi DPRK, mereka butuh koalisi partai lain untuk bisa mengusung pasangan Cabup-Cawabup dalam Pilkada nanti. Dan jika merujuk pada Fraksi di DPRK sekarang, besar kemungkinan PA akan berkoalisi dengan partai Gerindra. Dan jika hal ini benar-benar terjadi, maka ada 3 tokoh yang punya peluang mendapat restu dari PA-Gerindra. Yang pertama adalah Abdullah Saleh, Legislator yang bercita-cita menjadi Wali Nanggroe ini punya peluang paling besar mengingat kedekatannya dengan Muzakir Manaf sang pemimpin tertinggi PA, bahkan dia disebut-sebut akan menjadi Cawagub Muallim pada tahun 2017 nanti karena kiprah politiknya yang sudah terkenal di tingkat Provinsi. Jika Abdullah Saleh benar-benar akan mejadi Cawagub, maka tokoh lain yang punya kemungkinan di usung PA-Gerindra adalah Samsuardi dan Asib Amin. Samsuardi alias Juragan merupakan Cabup PA tahun 2012 silam dan juga menjabat Wakil Ketua DPRK Nagan Raya saat ini. Sementara nama Asib Amin yang merupakan Runner Up Pilkada 2012 lalu masuk kesini karena dia merupakan Anggota DPRA dari Partai Gerindra. Ada kemungkinan Gerindra tidak akan berkoalisi dengan PA, jika calon masing-masing partai tidak ada yang mau mengalah  menjadi cawabup. Jika itu yang terjadi maka PA dan Gerindra akan sama-sama mencari partai lain untuk berkoalisi dengan mereka.
Nasional Demokrat (Nasdem) memperoleh 3 kursi di DPRK Nagan Raya dan merupakan Pemenang Ketiga dalam Pemilu 2014 lalu. Mereka cuma butuh tambahan 1 kursi dari partai lain yang untuk bisa mengusung pasangan Cabub-Cawabup. Mereka bisa berkoalisi dengan PBB, PNA, ataupun PDIP yang sama-sama memperoleh 1 kursi, atau bahkan dengan PKB atau PAN yang memperoleh 2 kursi. Kandidat utama yang akan menjadi Cabup dari Nasdem adalah Bapak Djasmi Has yang pada tahun 2012 lalu menjadi Cawabup dari Bapak Asib Amin, tahun 2014 silam Djasmi Has terpilih sebagai Anggota DPRA dari Partai Nasdem. Peluangnya untuk naik pangkat jadi Cabup cukup besar mengingat partainya hanya perlu meminang partai lain yang memperoleh kursi yang lebih sedikit dengan nilai tawar posisi Cawabup dari partai yang mau bergabung. Kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah Nasdem akan berkoalisi dengan PNA, mereka bisa meminang Cut Man (Anggota DPRK Nagan Raya) sebagai Cawabup. Tawaran ini tentunya akan dipertimbangkan Cut Man yang notabennya merupakan Ketua PNA Nagan Raya.

Tabel Bursa Cabup-Cawabup Pilkada Nagan Raya 2017
Golkar
PA
Nasdem
Demokrat
PAN
Gerindra
PNA
?
PKB
PDIP
PBB
TR. Keumangan
Abdullah Saleh
Djasmi Has
?
Alfatah
Asib Amin
Cut Man
Tripoli
Keulimah
Samsuardi
Jamin Idham


Selain partai-partai diatas, masih ada 1 partai besar yang memproleh 3 kursi DPRK dalam pemilu 2014 silam, yaitu Partai Demokrat. Dalam Pilkada tahun 2012, Demokrat yang pada waktu itu menjadi pemenang kedua Pemilu 2009 mengusung T.R. Keumangan-Menter sebagai pasangan Cabup-Cawabup. Bisa saja dalam Pilkada 2017 nanti Demokrat akan kembali mengusung T.R. Keumangan. Akan tetapi perlu di garis bawahi bahwa TRK bukanlah (dan tidak pernah menjadi) kader partai Demokrat.  Apalagi santer dikabarkan TRK akan mendapat Restu dari Golkar yang dipimpin oleh Abang Kandungnya. Jika Demokrat kembali mengusung TRK maka besar kemungkinan mereka akan berkoalisi dengan Golkar. Ataupun mereka juga bisa meminang partai lain untuk berkoalisi dengan nilai tawar posisi cawabup dari partai yang mau bergabung. Bisa dengan PAN, PKB, PDIP ataupun PBB. Dan jika koalisi itu terbentuk maka akan melahirkan pasangan ke-empat dalam pilkada Nagan Raya 2017. Jika berkoalisi dengan PAN, maka muncul nama Alfatah sebagai Cabup yang akan di usung Demokrat-PAN. Alfatah tentunya tidak akan mau bertarung hanya sebagai Cawabup mengingat dalam 2 pilkada sebelumnya dia maju sebagai Cabup. Jika berkoalisi dengan partai lain selain PAN, maka Demokrat bisa “dibeli” oleh tokoh lain yang memerlukan “kendaraan” untuk berlomba dalam Pilkada nanti. Jika begitu adanya, maka bisa saja Bapak Tripoli menjadikan Demokrat-dan koalisinya sebagai “kendaraannya” untuk maju dalam Pilkada 2017. Tripoli yang pernah maju dan menjadi Runner Up dalam Pilkada 2007 lalu sudah menyatakan niatnya secara tersirat untuk “ menbangun Nagan Raya”.
 Kemungkinan terakhir yang akan menjadi “kendaraan politik” Pilkada Nagan Raya 2017 adalah PAN. Jika PAN berhasil menggaet partai lain untuk berkoalisi dengan mereka, maka besar kemungkinan mereka akan mengusung Alfatah sebagai Capub. PAN tentunya harus berjuang keras mengingat mereka hanya punya 2 kursi di DPRK, mereka butuh PDIP dan PBB (dua sekaligus) untuk bisa mengusung pasangan Cabup-Cawabup, kecuali mereka berhasil marayu PKB yang juga meraih 2 kursi di DPRK. Kenapa PAN masuk bursa, sementara PKB tidak (padahal sama-sama meraih 2 kursi). Hai ini karena PKB tidak punya kader Popoler seperti PAN (yang punya Alfatah). Jikapun PKB ingin mengusung Cabup sendiri mereka harus merayu PDIP dan PBB secara sekaligus. Hal ini akan sedikit susah kecuali mereka punya tokoh yang lebih populer (atau minimal setara) dari Alfatah untuk dijadikan Cabup. Tentunya mereka bisa meminang Tripoli ataupun tokoh lainnya yang tingkat keterpopulerannya setingkat atau melebihi Alfatah dan Tripoli. Ada Jamin Idham (jika ingin maju sebagai Cabup-dan tidak mendapat restu dari Golkar), ada Asib Amin (jika ingin maju sebagai Cabup-dan tidak mendapat restu dari Gerindra).
7 dari 10 tokoh diatas besar kemungkinan akan saling bertarung dalam Pilkada Nagan Raya tahun 2017 nanti. Dan jika melihat dari komposisi partai di DPRK Nagan Raya maka maksimal cuma bisa melahirkan 5 pasangan Cabup-Cawabup. Walaupun jumlah anggota DPRK Nagan Raya ada 25 orang dan padahal jika dibagi bisa menghasilkan 6 Pasangan, tapi karena Golkar mendapat 7 kursi,  PA-Nasdem-Demokrat sama-sama mendapat 3 kursi, serta  Gerindra-PAN-PKB dapat jatah 6 kursi (masing-masing 2 kursi), sementara 3 kursi lagi dibagi rata antara PBB-PDIP-PNA, maka maksimal koalisi yang dapat terbentuk adalah 5 koalisi. Jadi tokoh-tokoh yang tidak mendapat restu dari koalisi partai, besar kemungkinan akan menempuh jalur independent untuk bisa maju dalam pilkada Nagan Raya 2017.
Jika memperhatikan dengan seksama, uraian diatas sebagian besar terisi oleh wajah-wajah lama. Nama-nama yang telah disebutkan merupakan orang-orang yang pernah manggung dalam Pilkada Nagan Raya baik pada tahun 2009 ataupun 2012 (kecuali Bapak Abdullah Saleh). Jadi tidak tertutup kemungkinan pada Pilkada 2017 nanti akan muncul tokoh lain, apalagi dewasa ini sudah banyak tokoh-tokoh muda Nagan Raya yang digadang-gadang akan menjadi pemimpin masa depan. Bisa saja beberapa orang tokoh muda tersebut di pinang menjadi Cawabup mereka oleh tokoh-tokoh senior diatas. Kita bisa melihat contohnya pada 2012 silam yang memunculkan nama Nurchalis yang menjadi Cawabup dari PA berpasangan dengan Samsuardi. Sebagai catatan kecil, Nurchalis merupakan tokoh termuda dalam Pentas Demokrasi Nagan Raya tahun 2012 silam.

Banda Aceh, 5 Agustus 2015
Penulis

Senin, 19 Mei 2014

Resensi Buku "Api Sejarah"

Resensi Buku
Judul Buku          : API SEJARAH
Penulis                  : Ahmad Mansur Suryanegara
Penerbit                : Salamadani
Cetakan                : I, Juli 2009
Tebal                     : xxii + 584 hlm

Peresensi        :  Zulfitra AJ

Tentang Penulis/Pengarang
Ahmad Mansur Suryanegara, beliau lahir pada 22 Dzulhijjah 1353 Hijriyah dari pasangan Hasan Moekmin dan Siti Aminah. Beliau lebih dikenal sebagai seorang Sejarawan Muslim. Buku-bukunya telah banyak diterbitkan oleh berbagai penerbit di tanah air, di samping ratusan artikel dan makalah ilmiah yang telah lahir dari tangan kreatifnya.
Sinopsis
               Ahmad Mansur Surynegara menceritakan bahwa Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pengarang ingin mencoba menjelaskan tentang pengaruh Islam dan ulama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Namun, akan terlalu berlebihan jika menuding buku ini hanya menonjolkan peran satu golongan. Sebab, buku ini mengajak kita untuk bersedia mengoreksi dan meletakkan fakta-fakta yang belum terungkap secara proporsional.
               Secara garis besar buku ini dibagi dalam beberapa sub pembahasan berdasarkan pembabakan waktu sejarah. Pembahasan tersebut di kelompokkan dalam 4 bab, yaitu :
Pengaruh Kebangkitan Islam di Indonesia, Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Nusantara Indonesia, Peran Kekuasaan Politik Islam Melawan Imperialisme Barat, Peran Ulama dalam Gerakan Kebangkitan Kesadaran Nasional.

v  Bab Pertama
Pengaruh Kebangkitan Islam di Indonesia. Pada bab ini, kita diajak untuk menelusuri jejak awal lahirnya Islam yang dibawa oleh Baginda Rasulullah saw. Ahmad Mansur menuliskan sejarah Islam pada jaman Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah, Fatimiyah, Turki dan Dinasti Genghis dan pengaruhnya terhadap perkembangan Islam di Indonesia.

v  Bab Kedua
Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Nusantara Indonesia. Bab kedua ini, kita diajak berkelana saat Islam merambah ke Indonesia. Bagi yang semasa SMP dan SMA nya memperhatikan pelajaran sejarah, pasti dijelaskan bahwa Islam masuk abad ke 13 yang ditandai dengan adanya kerajaan Samudra Pasai. Disini terjadi kejanggalan sejarah, mana mungkin begitu masuk dalam waktu yang relatif singkat tiba-tiba langsung muncul sebuah kerajaan Islam. Sedangkan Ahmad Mansur menunjukan bukti-bukti bahwa Islam sudah masuk dari abad ke 7.

v  Bab Ketiga
Peran Kekuasaan Politik Islam Melawan Imperialisme Barat. Disini di jelaskan bahwa pemberontakan-pemberontakan yang terjadi utuk melawan Penjajah itu ternyata dipimpin oleh Ulama dan Santri.  Dan ternyata ada korelasinya antara perang-perang yang terjadi di dunia dengan perang-perang yang terjadi di Indonesia, contohnya Keruntuhan Turki, kemudian Revolusi Buruh di Perancis yang gara-gara ajaran Karl Max (Komunisme).

v  Bab Keempat
Peran Ulama dalam Gerakan Kebangkitan Kesadaran Nasional (1900-1942). Bab ini dimulai dengan munculnya organisasi pertama yang memelopori perjuangan kemerdekaan, yaitu Serikat Islam yang dipimpin Oemar Said Tjokroaminoto. Karena Belanda terlalu khawatir, makanya dibentuklah organisasi tandinganya Budi Utomo, Budi Utomo ini organisasi yang eksklusif khusus buat Priyayi saja. Makanya Budi Utomo tidak lebih merakyat dibandingkan Serikat Islam. Selain Serikat Islam ada juga Serikat Ulama, Muhamadiyah, NU dan lain-lain.
Analisa Kritis
               Diakui atau tidak, peradaban bangsa Indonesia yang kini ada merupakan proses panjang yang sarat nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai harganya oleh kaum muslim terdahulu. Namun, fakta-fakta penting bisa jadi masih belum terungkap dan terakses oleh masyarakat dari generasi ke generasi. Kita hanya tahu bahwa kaum muslim ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ya, hanya sampai di situ. Dan kita pun manut dengan penulisan sejarah Islam tanpa menelaah lebih jauh. Padahal, hal itu menyisakan sejumlah pertanyaan dan masalah. Misalnya, dapatkah kita membedakan antara kemunculan Islam dan perkembangannya di Indonesia; mengapa situs-situs Islam terutama di Jawa Barat dan Banten tidak terawat, lainnya halnya dengan situs-situs Hindu dan Budha, semisal candi Borobudur dan Prambanan. Dan masih banyak lagi.
               Dalam konteks itulah buku Api Sejarah ditulis. Ahmad Mansur Surya Negara, Sang  penulisnya, memaparkan bahwa penulisan sejarah telah dijadikan alat oleh penjajah untuk mengubah wawasan generasi muda Islam Indonesia tentang masa lalu perjuangan bangsa dan negaranya. Maksud dari upaya penjajah tersebut adalah untuk menghilangkan kesadaran umat Islam dalam perjuangannya.
               Salah satunya adalah merancukan antara Islam masuk dan saat perkembangannya. Padahal, menurut Ahmad, kedua hal tersebut jauh berbeda pengertiannya. Beberapa fakta dia paparkan. Selama ini yang populer Islam masuk ke Indonesia adalah abad ke-13 melalui Aceh. Buktinya adalah terdapat kerajaan Samudra Pasai yang menganut ajaran Islam. Fakta tersebut ada yang patut dipertanyakan, mungkinkah Islam begitu masuk ke Samudra Pasai langsung mendirikan kekuasaan politik?
               Dalam hal ini, Ahmad Mansur memperikan penjelasan yang sangat bisa deterima akal karena disertai bukti-bukti kuat bahwa Islam sudah masuk ke Aceh pada abad ke-7. Pendapat tersebut senada dengan pemikiran Prof Dr Buya Hamka dan KRH Abdullah bin Nuh.
               Fakta-fakta yang lebih menyengat dan dilupakan tentang sejarah perjuangan organisasi Islam dalam sejarah kebangkitan sampai kemerdekaan, juga diungkap secara gamblang. Istilah nasionalisme dan Indonesia merdeka sebenarnya pertama kali diperkenalkan oleh Central Serikat Islam (CSI) pada kongres nasional pertama di Bandung pada 1916.
               Lalu, mengapa Hari Lahir Boedi Oetomo ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Padahal menurut MR AK Pringgodigdo dalam buku Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia, Boedi Oetomo dalam Kongres di Surakarta pada 1928 menolak cita-cita persatuan.

Kelebihan
               Buku yang ketebalannya mencapai 584 halaman ini boleh dibilang sangat antusias untuk memaparkan sejarah Islam Indonesia dari kemunculannya hingga tahun 1950. Fakta-fakta lainnya dalam buku ini jarang ditemukan dalam buku-buku sejarah Islam Indonesia sehingga cukup menggelitik untuk ditelaah lebih jauh. Namun, referensi yang dipakai sang penulis dalam menggunakan argumentasinya memaksa kita untuk berpikir dua kali untuk membantahnya.
               Pembagian pembahasannya yang memakai metode pembabakan waktu sejarah sangat tepat sehingga terjadi ketersinambungan antara satu Bab dengan Bab lainnya. Hal ini juga memudahkan kita sebagai pembaca untuk memahami alur pergerakan sejarah Islam di Indonesia.

Kekurangan
               Buku terbitan Salamadani ini bisa dikatakan sebuah buku yang sempurna hanya saja, patut disayangkan, buku ilmiah ini sedikit "ternoda" oleh ambisi sang penulis sendiri yang kentara sekali ingin memunculkan istilah ulama dan santri. Kesan yang saya tangkap bahwa yang dimaksud kaum muslim dalam perjuangan pada zaman pra dan pasca kemerdekaan hanyalah ulama dan santri. Tentu, hal itu mengecilkan kaum muslim sendiri yang notabene-nya banyak kaum muslim yang berada di luar dua kelompok itu. Mestinya, dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud `ulama' dan `santri' itu?
               Selain itu, beberapa hal juga sedikit mengganggu dalam membaca buku ini, seperti di halaman 100 paragraf kedua, mestinya di situ ditulis `sunni' bukan `ahlush shunnah wal jama'aah', karena dikontraskan dengan `syi'ah'. Dalam hal penulisan juga masih banyak ditemukan kesalahan, seperti `wirauswasta' yang mungkin dimaksud adalah `wiraswasta'.  Hal ini termasuk dalam judul. Jika di cover depannya tertulis judul kecilnya Buku yang akan Mengubah Drastis Pandangan Anda Tentang Sejarah Indonesia.

Kesimpulan
            Banyaklah ya fakta-fakta yang diungkapkan oleh Ahmad Mansyur yang ternyata jauh sekali dibandingkan Pelajaran Sejarah yang kita dapat di SMP dan SMA. Hal ini karena terjadinya Deislamisasi yang memang sengaja dilakukan oleh oknum-oknum Belanda. Yang tujuanya tentu saja untuk membutakan kita dari sejarah kita. Sejarah itu tidak seutuhnya bisa kita ketahui dengan pasti, banyak orang yang menuliskan sejarah dengan versi yang berbeda-beda. Selama tidak ada saksi yang real seperti rekaman videonya yang bisa kita liat dengan mata dan kita dengar dengan telinga boleh-boleh saja kita tidak mempercayai sejarah itu.
               Buku ini layak diapresiasi sekaligus diuji fakta-fakta yang disajikan. Tentunya bukan mencari siapa yang benar dan salah. Lebih penting adalah meletakan fakta-fakta sejarah secara proporsional agar api semangat dan cita-cita luhur para pahlawan terus dilanjutkan untuk kejayaan Indonesia. Oleh karena itu akan sangat rugi bagi anda yang tidak mencoba untuk membaca buku ini.

Biodata Peresensi

               Seorang anak yang dilahirkan pada 19 Mei 1990 di sebuah Desa terpencil yang bernama Latong. Seorang mahasiswa S1 (Strata-1) di Jurusan Sejarah & Kebudayaan Islam Fakultas Adab di IAIN Ar-Raniry  Banda Aceh ini bernama  Zulfitra A.J., akan tetapi oleh teman-temannya sering disapa akrab dengan nama Fitra. Laki-laki lulusan SMA Negeri 1 Seunagan ini berasal dari Desa Kuta Paya Kec. Seunagan Kab. Nagan Raya.

Sabtu, 22 Februari 2014

My Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE
( Daftar Riwayat Hidup )


DATA PRIBADI

Nama                           : Zulfitra AJ
Jenis kelamin               : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Latong, 19 Mai 1990
Kewarganegaraan       : Indonesia
Status perkawinan       : Belum Kawin
Tinggi, berat badan     : 168 cm, 67 kg
Kesehatan                   : Sangat Baik
Agama                         : Islam
Alamat lengkap           : Desa Kuta Paya Kec. Seunagan Kab. Nagan Raya
HP                               : 085358850525
E-mail                          : fitra_afju@yahoo.co.id



LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

» Formal

·         1997 – 2002           : MIN Jeuram
·         2002 – 2004           : MTsN 1 Jeuram
·         2004 – 2008           : SMA Negeri 1 Seunagan
·         2010 – Sekarang    : Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam di UIN Ar-Raniry

» Non Formal

·         2007 - 2008 : Kursus Bahasa Inggris di Myre Communication
·         2006 - 2007 : Kursus Komputer di Riza Computer

KEMAMPUAN

·         Kemampuan Teknik Komputer dan Informatika (Teknisi, Jaringan, MS Word, MS Excel, MS Power Point, MS Access, MS Outlook, dll).
·         Kemampuan Internet.


PENGALAMAN KERJA

·         Staf Pengajar di Riza Computer tahun 2007
·         Staf ADM  di Myre Communication tahun 2008
·         Tenaga Kontrak di Sekretariat DPRK Kota Banda Aceh

PENGALAMAN ORGANISASI

·         Pelajar Islam Indonesia (PII)
-          Ketua Umum PK PII Seunagan Tahun 2007
-          Sekretaris Umum PD PII Nagan Raya 2008-2009
-          Ketua Umum PK PII UNAYA Tahun 2009
-          Sekretaris Umum PD PII Banda Aceh 2009-2010
-          Departemen Kajian Informasi Strategis PW PII Aceh 2010-2011
-          Ketua III KLM PD PII Perguruan Tinggi 2011-2012
-          Ketua II PPO PD PII Perguruan Tinggi 2012-2013
-          Sekretaris Umum PD PII Perguruan Tinggi 2013-2014
·         IPELMASRA-Banda Aceh
-          Waka bidang Hubungan Antar Lembaga 2008-2010
-          Waka bidang Pendidikan & Pengkaderan Tahun 2010
-          Ketua Umum 2013-2015
·         LSM KIPPRAH
-          Wakil Sekretaris II  Tahun 2009
-          Wakil Sekretaris I Tahun 2010
·         IPELMAGAN
-          Kabid Kesekretariatan 2008-2010
·         IKAHIMSI
-          Koordinator Wilayah VIII Aceh-Sumut 2012-2014
·         HMJ-SKI
-          Waka bidang Kesekretariatan & Advokasi 2011-2012
-          Ketua Umum 2013-2014

PELATIHAN & TRAINING

·         Leadership Basic Training (LBT) PII 2007 di Nagan Raya
·         Latihan Manajemen Dasar (LMD) PII 2009 di Banda Aceh
·         Pelatihan Manajemen Organisasi (PMO) Ipelmagan 2009 di Banda Aceh
·         Leadership Intermediate Training (LIT) PII 2009 di Aceh Besar
·         Latihan Manajemen Strategis (LMS) PII 2010 di Banda Aceh
·         Pelatihan Kader Anti Narkoba BNNP 2013 di Banda Aceh


Banda Aceh, 15 April 2013
Hormat saya,



Zulfitra AJ