Resensi Buku
Judul Buku : API SEJARAH
Penulis : Ahmad Mansur
Suryanegara
Penerbit : Salamadani
Cetakan : I, Juli 2009
Tebal : xxii + 584 hlm
Peresensi : Zulfitra AJ
Tentang Penulis/Pengarang
Ahmad Mansur
Suryanegara, beliau lahir pada 22 Dzulhijjah 1353 Hijriyah dari pasangan Hasan
Moekmin dan Siti Aminah. Beliau lebih dikenal sebagai seorang Sejarawan Muslim.
Buku-bukunya telah banyak diterbitkan oleh berbagai penerbit di tanah air, di
samping ratusan artikel dan makalah ilmiah yang telah lahir dari tangan
kreatifnya.
Sinopsis
Ahmad Mansur Surynegara menceritakan
bahwa Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pengarang ingin mencoba
menjelaskan tentang pengaruh Islam dan ulama dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Namun, akan terlalu berlebihan jika menuding buku ini hanya
menonjolkan peran satu golongan. Sebab, buku ini mengajak kita untuk bersedia
mengoreksi dan meletakkan fakta-fakta yang belum terungkap secara proporsional.
Secara
garis besar buku ini dibagi dalam beberapa sub pembahasan berdasarkan
pembabakan waktu sejarah. Pembahasan tersebut di kelompokkan dalam 4 bab, yaitu
:
Pengaruh Kebangkitan Islam di
Indonesia, Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Nusantara Indonesia, Peran
Kekuasaan Politik Islam Melawan Imperialisme Barat, Peran Ulama dalam Gerakan
Kebangkitan Kesadaran Nasional.
v
Bab Pertama
Pengaruh Kebangkitan Islam di
Indonesia. Pada bab ini, kita diajak untuk menelusuri jejak awal lahirnya Islam
yang dibawa oleh Baginda Rasulullah saw. Ahmad Mansur menuliskan sejarah Islam
pada jaman Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah,
Fatimiyah, Turki dan Dinasti Genghis dan pengaruhnya terhadap perkembangan
Islam di Indonesia.
v
Bab Kedua
Masuk dan Perkembangan Agama Islam
di Nusantara Indonesia. Bab kedua ini, kita diajak berkelana saat Islam
merambah ke Indonesia. Bagi yang semasa SMP dan SMA nya memperhatikan pelajaran
sejarah, pasti dijelaskan bahwa Islam masuk abad ke 13 yang ditandai dengan
adanya kerajaan Samudra Pasai. Disini terjadi kejanggalan sejarah, mana mungkin
begitu masuk dalam waktu yang relatif singkat tiba-tiba langsung muncul sebuah
kerajaan Islam. Sedangkan Ahmad Mansur menunjukan bukti-bukti bahwa Islam sudah
masuk dari abad ke 7.
v
Bab Ketiga
Peran Kekuasaan Politik Islam
Melawan Imperialisme Barat. Disini di jelaskan bahwa pemberontakan-pemberontakan
yang terjadi utuk melawan Penjajah itu ternyata dipimpin oleh Ulama dan Santri.
Dan ternyata ada korelasinya antara
perang-perang yang terjadi di dunia dengan perang-perang yang terjadi di
Indonesia, contohnya Keruntuhan Turki, kemudian Revolusi Buruh di Perancis yang
gara-gara ajaran Karl Max (Komunisme).
v
Bab Keempat
Peran Ulama dalam Gerakan Kebangkitan
Kesadaran Nasional (1900-1942). Bab ini dimulai dengan munculnya organisasi
pertama yang memelopori perjuangan kemerdekaan, yaitu Serikat Islam yang
dipimpin Oemar Said Tjokroaminoto. Karena Belanda terlalu khawatir, makanya
dibentuklah organisasi tandinganya Budi Utomo, Budi Utomo ini organisasi yang
eksklusif khusus buat Priyayi saja. Makanya Budi Utomo tidak lebih merakyat
dibandingkan Serikat Islam. Selain Serikat Islam ada juga Serikat Ulama,
Muhamadiyah, NU dan lain-lain.
Analisa Kritis
Diakui atau tidak, peradaban bangsa
Indonesia yang kini ada merupakan proses panjang yang sarat nilai-nilai
perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilai harganya oleh kaum muslim
terdahulu. Namun, fakta-fakta penting bisa jadi masih belum terungkap dan
terakses oleh masyarakat dari generasi ke generasi. Kita hanya tahu bahwa kaum
muslim ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ya, hanya sampai
di situ. Dan kita pun manut dengan penulisan sejarah Islam tanpa menelaah lebih
jauh. Padahal, hal itu menyisakan sejumlah pertanyaan dan masalah. Misalnya,
dapatkah kita membedakan antara kemunculan Islam dan perkembangannya di
Indonesia; mengapa situs-situs Islam terutama di Jawa Barat dan Banten tidak
terawat, lainnya halnya dengan situs-situs Hindu dan Budha, semisal candi
Borobudur dan Prambanan. Dan masih banyak lagi.
Dalam konteks itulah buku Api
Sejarah ditulis. Ahmad Mansur Surya Negara, Sang penulisnya, memaparkan bahwa penulisan sejarah
telah dijadikan alat oleh penjajah untuk mengubah wawasan generasi muda Islam
Indonesia tentang masa lalu perjuangan bangsa dan negaranya. Maksud dari upaya
penjajah tersebut adalah untuk menghilangkan kesadaran umat Islam dalam
perjuangannya.
Salah satunya adalah merancukan
antara Islam masuk dan saat perkembangannya. Padahal, menurut Ahmad, kedua hal
tersebut jauh berbeda pengertiannya. Beberapa fakta dia paparkan. Selama ini
yang populer Islam masuk ke Indonesia adalah abad ke-13 melalui Aceh. Buktinya adalah terdapat kerajaan
Samudra Pasai yang menganut ajaran Islam. Fakta tersebut ada yang patut
dipertanyakan, mungkinkah Islam begitu masuk ke Samudra Pasai langsung
mendirikan kekuasaan politik?
Dalam hal ini, Ahmad Mansur
memperikan penjelasan yang sangat bisa deterima akal karena disertai
bukti-bukti kuat bahwa Islam sudah masuk ke Aceh pada abad ke-7. Pendapat
tersebut senada dengan pemikiran Prof Dr Buya Hamka dan
KRH Abdullah bin Nuh.
Fakta-fakta yang lebih menyengat
dan dilupakan tentang sejarah perjuangan organisasi Islam dalam sejarah
kebangkitan sampai kemerdekaan, juga diungkap secara gamblang. Istilah
nasionalisme dan Indonesia merdeka sebenarnya pertama kali diperkenalkan oleh
Central Serikat Islam (CSI) pada kongres nasional pertama di Bandung pada 1916.
Lalu, mengapa Hari Lahir Boedi
Oetomo ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Padahal menurut MR AK
Pringgodigdo dalam buku Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia, Boedi Oetomo
dalam Kongres di Surakarta pada 1928 menolak cita-cita persatuan.
Kelebihan
Buku yang
ketebalannya mencapai 584 halaman ini boleh dibilang sangat antusias untuk
memaparkan sejarah Islam Indonesia dari kemunculannya hingga tahun 1950.
Fakta-fakta lainnya dalam buku ini jarang ditemukan dalam buku-buku sejarah
Islam Indonesia sehingga cukup menggelitik untuk ditelaah lebih jauh. Namun,
referensi yang dipakai sang penulis dalam menggunakan argumentasinya memaksa
kita untuk berpikir dua kali untuk membantahnya.
Pembagian pembahasannya yang
memakai metode pembabakan waktu sejarah sangat tepat sehingga terjadi
ketersinambungan antara satu Bab dengan Bab lainnya. Hal ini juga memudahkan
kita sebagai pembaca untuk memahami alur pergerakan sejarah Islam di Indonesia.
Kekurangan
Buku terbitan Salamadani ini bisa
dikatakan sebuah buku yang sempurna hanya saja, patut disayangkan, buku ilmiah
ini sedikit "ternoda" oleh ambisi sang penulis sendiri yang kentara
sekali ingin memunculkan istilah ulama dan santri. Kesan yang saya tangkap
bahwa yang dimaksud kaum muslim dalam perjuangan pada zaman pra dan pasca
kemerdekaan hanyalah ulama dan santri. Tentu, hal itu mengecilkan kaum muslim
sendiri yang notabene-nya banyak kaum muslim yang berada di luar dua kelompok
itu. Mestinya, dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud `ulama' dan
`santri' itu?
Selain itu, beberapa hal juga
sedikit mengganggu dalam membaca buku ini, seperti di halaman 100 paragraf
kedua, mestinya di situ ditulis `sunni' bukan `ahlush shunnah wal jama'aah',
karena dikontraskan dengan `syi'ah'. Dalam hal penulisan juga masih banyak
ditemukan kesalahan, seperti `wirauswasta' yang mungkin dimaksud adalah
`wiraswasta'. Hal ini termasuk dalam
judul. Jika di cover depannya tertulis judul kecilnya Buku yang akan Mengubah
Drastis Pandangan Anda Tentang Sejarah Indonesia.
Kesimpulan
Banyaklah
ya fakta-fakta yang diungkapkan oleh Ahmad Mansyur yang ternyata jauh sekali
dibandingkan Pelajaran Sejarah yang kita dapat di SMP dan SMA. Hal ini karena
terjadinya Deislamisasi yang memang sengaja dilakukan oleh oknum-oknum Belanda.
Yang tujuanya tentu saja untuk membutakan kita dari sejarah kita. Sejarah itu
tidak seutuhnya bisa kita ketahui dengan pasti, banyak orang yang menuliskan
sejarah dengan versi yang berbeda-beda. Selama tidak ada saksi yang real
seperti rekaman videonya yang bisa kita liat dengan mata dan kita dengar dengan
telinga boleh-boleh saja kita tidak mempercayai sejarah itu.
Buku ini layak diapresiasi
sekaligus diuji fakta-fakta yang disajikan. Tentunya bukan mencari siapa yang
benar dan salah. Lebih penting adalah meletakan fakta-fakta sejarah secara
proporsional agar api semangat dan cita-cita luhur para pahlawan terus
dilanjutkan untuk kejayaan Indonesia. Oleh karena itu akan sangat rugi bagi
anda yang tidak mencoba untuk membaca buku ini.
Biodata Peresensi
Seorang
anak yang dilahirkan pada 19 Mei 1990 di sebuah Desa terpencil yang bernama
Latong. Seorang mahasiswa S1 (Strata-1) di Jurusan Sejarah
& Kebudayaan Islam Fakultas Adab di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh ini bernama Zulfitra A.J.,
akan tetapi oleh teman-temannya
sering disapa akrab dengan nama Fitra. Laki-laki
lulusan SMA Negeri 1 Seunagan ini berasal dari Desa Kuta Paya Kec. Seunagan
Kab. Nagan Raya.